liga persahabatan Harry Kane Memang Sumber Penyakit, Gagal Mulu di Final!

Sekali lagi, Spanyol berhasil membawa pulang trofi Piala Eropa. Gol Mikel Oyarzabal di akhir-akhir pertandingan memastikan kemenangan mereka 2-1 atas Inggris. Hasil ini untuk sementara mengukuhkan Spanyol menjadi negara dengan trofi juara Eropa terbanyak, yakni 4 kali.

Bagi Inggris, kekalahan ini memupuskan kembali mimpinya untuk pulang membawa piala. Anak asuh Gareth Southgate gagal lagi setelah pada edisi sebelumnya mereka kalah lewat adu penalti melawan Italia di final. Kekalahan melawan Spanyol ini juga menambah daftar panjang kegagalan Harry Kane.

Kegagalan adalah kata yang familiar dengan Harry Kane. Meskipun dirinya pribadi bergelimang prestasi dan penghargaan, Kane belum pernah sekalipun merasakan manisnya mencium trofi. Lantas, apakah memang Harry Kane terlahir sebagai seorang wong kalahan?

Spain have beaten England 2-1 in the final of #EURO2024, thanks to goals from Nico Williams and Mikel Oyarzabal.

Tap the link below to read more ⬇️https://t.co/4d6qrqYL7Z pic.twitter.com/IqQZ1PRcxR

— The Times and The Sunday Times (@thetimes) July 14, 2024

Butuh Sedikit Lebih Banyak Keberuntungan?

Keapesan sepertinya sudah menjadi teman karib bagi Harry Kane. Bagaimana tidak, sejak awal karir, pemain kelahiran 28 Juli 1993 tersebut sudah langsung mengalaminya. Andai saja dirinya setahun lebih awal bergabung dengan skuad utama Tottenham Hotspur, Kane harusnya sudah langsung mengoleksi sebuah trofi.

Pada Februari 2008, Tottenham Hotspur membuka puasa gelarnya setelah 9 tahun dengan menjuarai Piala Liga melawan Chelsea dengan skor 1-2. Andai saja saat itu Kane masuk skuad tersebut, pastinya ia ikut berpesta di Wembley. Namun, takdir berkata lain. Dikutip dari Four Four Two, Kane baru dipromosikan ke tim utama Tottenham Hotspur beberapa bulan setelahnya, itu pun masih banyak berkutat untuk tim U18.

Setelah promosi ke tim senior, Kane pernah dipinjamkan ke Leicester City pada musim dingin 2013. Setelah memulai musim bersama Norwich City, Kane mengakhiri sisa musim 2012/13 bersama Leicester. Saat itu, Leicester City sedang dalam misi meraih promosi dari Championship menuju Premier League.

Mengakhiri musim dengan berada di posisi 6, Leicester City berhak mendapatkan jatah play off untuk promosi. Di laga semifinal play off mereka akan menghadapi Watford. Setelah menang 0-1 di leg pertama, Leicester City harus takluk di leg kedua 3-1 melalui gol fenomena Troy Deeney dari skema serangan balik setelah Manuel Almunia berhasil menggagalkan penalti Leicester City.

Pada laga fenomenal tersebut Harry Kane masuk di menit ke-61 menggantikan Chris Wood. Dilansir dari Leicestershire Live, Troy Deeney menyebutkan bahwa penalti krusial Leicester City tersebut merupakan sebuah berkah karena bukan Harry Kane yang mengeksekusinya. 

“Tentu jika dilihat lagi Anthony Knockaert yang mengambil penalti dan tidak memberikannya kepada Harry Kane, yang kita tahu sekarang hal tersebut merupakan sebuah berkah,” terang Troy Deeney.

Bergelimang Prestasi Pribadi, Namun Nihil Bersama Tim

Pada tahun 2018, Harry Kane memperkuat Inggris di Piala Dunia 2018. Meskipun tim Tiga Singa harus pulang dari Rusia tanpa membawa oleh-oleh trofi, Kane pribadi bisa sedikit berbangga diri. Mantan juru gedor Tottenham Hotspur tersebut berhasil mengukuhkan diri menjadi pencetak gol terbanyak dengan koleksi 6 gol.

Performa Inggris kala itu memang bukan yang terbaik, namun kegemilangan Harry Kane menjadi salah satu faktor yang mendongkrak mereka bisa mencapai semifinal. Dikutip dari BBC, semifinal pertama Inggris dalam 28 tahun tersebut merupakan hal yang patut dirayakan.

Mirisnya, performa brilian Harry Kane tidak cukup membuatnya meraih trofi. Performa Inggris yang tidak stabil harus mengakui kekuatan solid dari Kroasia. Luka Modric dan kawan-kawan berhasil membalikkan keadaan setelah kecolongan di awal laga lewat gol Kieran Trippier. Harry Kane akhirnya pulang dengan tangan hampa.

Tak hanya itu, Harry Kane juga tercatat sebagai top scorer Liga Inggris sebanyak 3 kali, yakni pada musim 2015/16, 2016/17, dan 2020/21. Pada tahun-tahun tersebut, Harry Kane konsisten mencetak lebih dari 20 gol dalam semusim. Terbaru, musim pertamanya di Jerman, Kane juga berhasil menyabet predikat top skor setelah berhasil 36 kali memasukkan bola ke jala gawang.

A very proud moment for me.👌🏆 #WorldCup #GoldenBoot pic.twitter.com/aFvaz1VI8C

— Harry Kane (@HKane) September 9, 2018

Dari Final ke Final

Harry Kane pernah berjarak hanya 90 menit dari trofi Liga Champions. Setelah gol dramatis Lucas Moura melawan Ajax Amsterdam membawa Spurs lolos ke final Liga Champions 2018/19, Harry Kane berkesempatan mengawal Spurs untuk berlaga di babak final melawan Liverpool.

Ini merupakan kesempatan langka bagi Tottenham Hotspur ataupun Harry Kane secara pribadi. Keduanya sama-sama memiliki misi yang serupa, yaitu berbuka puasa. Kali ini mereka diberi kesempatan untuk mencicipi hidangan berbuka yang sungguh spesial, yaitu Si Kuping Besar.

Spurs memulai laga dengan tekanan setelah Mohamed Salah berhasil mengeksekusi penalti di awal laga. Alhasil, mereka tampil kewalahan sepanjang pertandingan. Seperti yang ditulis Coaches’ Voice, rapatnya 4 bek Liverpool membuat Spurs kesulitan karena minimnya ruang untuk dieksploitasi.

Mereka akhirnya mengusahakan peluang melalui umpan lambung yang pada akhirnya bisa dipatahkan oleh Virgil van Dijk dan Joel Matip. Namun, usaha Spurs untuk menyamakan kedudukan pupus setelah supersub, Divock Origi mencetak gol penutup di akhir laga. Spurs takluk 0-2 dan Harry Kane kembali menundukkan muka.

The journey was incredible, the memories will live with us forever. It wasn’t to be this time, but we’re only just getting started.

Thank you for your incredible support, we hope you’re as proud as we are.

We are Tottenham, we will be back. pic.twitter.com/sIytWMPJLy

— Tottenham Hotspur (@SpursOfficial) June 1, 2019

Kesempatan meraih trofi sekali lagi hanya berjarak 90 menit bagi Harry Kane. Kali ini final Piala Liga 2020/21 akan mereka lakoni dan Pep Guardiola dengan Manchester City-nya akan mereka hadapi di Wembley. Spurs yang kala itu ditukangi Jose Mourinho tentunya berharap mengisi kembali lemarinya dengan trofi.

Namun, entah apa yang terjadi, Jose Mourinho tiba-tiba dipecat beberapa hari sebelum final tersebut digelar. Seperti yang dikutip dari The Athletic, Mou menganggap hal tersebut sebagai keputusan yang aneh. Sebab, saat itu, Mou memiliki catatan apik selalu menang di final, termasuk melawan Guardiola.

Ryan Mason akhirnya menukangi Spurs untuk sementara dan Harry Kane kembali gagal di final. Aymeric Laporte membawa Manchester City menang tipis 1-0. Jika Mou masih di situ, bisa saja hasil berkata lain. Namun, takdir sudah ditentukan, Mou harus pergi dan untuk pertama kalinya sejak 2002, Mou meninggalkan klub tanpa meraih trofi.

Beberapa bulan setelah kekalahan menyakitkan dari Manchester City tersebut, sekali lagi Harry Kane hanya berjarak 1 pertandingan dari trofi. Kane berhasil memimpin pasukan Tiga Singa ke final Piala Eropa 2020 yang diadakan pada 2021. Mereka harus berjibaku melawan Italia untuk berebut tahta juara.

Bermain di Wembley, Harry Kane dan kawan-kawan jelas diuntungkan secara mental. Betul saja, Luke Shaw berhasil mencetak gol cepat di awal laga. Setelah satu jam di atas angin, Leonardo Bonucci mencetak gol untuk mengimbangi Inggris.

Hasil imbang selama 90 menit, memaksa laga berlanjut hingga babak tambahan. Harry Kane memiliki 30 menit tambahan menuju sebuah trofi. Namun, nasib masih saja tidak berpihak pada Kane. Inggris kalah pada babak adu jotos melalui titik putih. Mereka kalah di hadapan publiknya sendiri dan Harry Kane tertunduk lagi.

Kini, Kane masih tertunduk sekali lagi. Inggris gagal di Jerman. Spanyol merebut trofi setelah menang 2-1 di final Piala Eropa. Sialnya, kegagalan ini didahului oleh kegagalan Kane meraih trofi bersama Bayern Munchen. Catatan manis juara liga Bayern Munchen sejak 2012/13 akhirnya patah. Mereka pun gagal di kompetisi lainnya, baik DFB Pokal, Piala Super Jerman, dan Liga Champions. Harry Kane, oh, Harry Kane.

 

MENGAPA HARUS SIARAN LANGSUNG SEPAK BOLA DI JALALIVE?

Jala Live menyajikan siaran langsung sepak bola dan bola basket dari seluruh dunia selama 24 jam.

Selamat datang di Jalalive, kami menyediakan siaran langsung dengan kualitas grafis apik, lancar jaya tanpa gangguan! kami terus meningkatkan layanan untuk anda, selamat menonton!

Tanpa login kamu bisa langsung mengakses dan menonton siaran langsung yang ada, tetapi jika kamu ingin interaksi dengan host Jala Live wajib membuat akun dan itu juga sangat mudah, setelah mempunyai akun kamu bisa melakukan intertaksi langsung dengan host yang ada.

JalaLive Berkomunikasilah dengan host cantik, analisis pertandingan terbaru bersama host handal! Pengguna ponsel dapat meraih kupon hadiah spesial.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • jalalive
  • okestream
  • jalalive com
  • jalalive 2
  • score808
  • yalla shoot
  • rbtv77
  • bolasiar